Rabu, 20 Oktober 2010

mengenaL Format FiLe AUdio



Mendengarkan musik/audio di komputer adalah aktivitas yang sudah biasa dilakukan. Walaupun tampaknya sederhana, namun file-file audio di komputer terdiri dari berbagai macam variasi. Masing-masing file audio mempunyai ciri khas yang berbeda, dan seperti halnya software, format file audio pun mengenal free dan open format, serta propietary format.

Seperti yang kita tahu, suara yang manusia (atau suara yang dihasilkan alat musik) merupakan fenomena fisik yang dihasilkan oleh suatu getaran. Getaran ini menghasilkan tekanan yang berbeda-beda di udara sekitarnya. Pola osilasi yang terjadi di udara tersebut diistilahkan dengan gelombang. Bentuk gelombangnya adalah gelombang analog atau kontinu yang membawa informasi. Dua parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki oleh gelombang analog adalah amplitudo dan frekuensi. Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari gelombang analog, sedangkan frekuensi adalah jumlha gelombang analog dalam satu detik.


Gelombang suara ini memiliki lebha dan bukit, satu buah lembah dan bukit akan menghasilkan satu siklus. Siklus ini berlangsung berulang-ulang dan perulangan siklus tiap detiknya disebut frekensi. Satu unit frekuensi dinamakan sebagai Hartz atau Hz. Telinga manusia dapat mendengar bunyi antara 20 Hz hingga 20 kHz (20000). Artinya, bila sebuah benda dapat bergetar dan menghasilkan siklus tiap detiknya sebesar 20 kali, maka telinga dapat menangkap suara dari getaran benda tersebut.

Banyaknya cycle dalam 1 detik inilah yang menentukan “pitch” atau nada dari suatu suara. Contohnya, nada A adalah 440 cycle per detik. Sedangkan keras/pelannya suatu suara diwakili oleh amplitudo.

Dari Analog Menuju Digital

Gelombang suara analog ini tidak dapat langsung direpresentasikan atau direkam pada komputer. Komputer perlu untuk mengukur amplitudo pada satuan waktu tertentu untuk menghasilkan sejumlah angka. Komputer melakukan penyimpanan angka tersebut ke dalam sebuah file sebagai sebagai data yang nantinya digunakan saat file tersebut diakses (di-decode menjadi suara). Tiap satuan pengukuran ini dinamakan “sample”.

Sebagai contoh, suatu CD Audio memiliki sampling rate sebesar 44,1 kHz atau 44100 Hz. Artinya dalam satu detik, sample yang diambil sebanyak 44.100. CD Audio ini merupakan format digital pertama yang dikembangkan oleh Sony pada tahun 1979. Pada tahun-tahun berikutnya, muncul berbagai format dengan media fisik penyimpanan yang berbeda-beda.

Dari format tersebut, bagaimana ukuran file ditentukan? Pada setiap sample diperlukan 2 byte (atau 16-bit data). Pada kualitas musik yang stereo untuk membedakan jalur kanan dan jalur kiri, maka diperlukan tambahan 2 x 2 byte = 4 byte, sehingga untuk dalam 1 detik yang terdiri dari 44.100 sample, besar file hasil penyimpanan adalah 4x44.100 atau 176.400 byte (172 KB). Jika durasi music adalah 4 menit, maka ukuran file sebesar 172 KB*4*60 detik = 41.280 KB (40 MB lebih). Karena begitu besarnya ukuran dari sebuah file audio, maka mulailah dikembangkan teknik kompresi agar ukurannya dapat menjadi lebih kecil. Salah satu teknik komresi adalah dengan mengurangi jumlah sample tiap detiknya. Kompresi ini akan berakibat menurunnya kualitas suara. Sekali kualitas suara diturunkan, maka tidak mungkin untuk dikembalikan ke kualitas suara aslinya, dikarenakan adanya beberapa informasi (sampling rate) yang dihilangkan. Jenis kompresi semacam ini diiistilahkan sebagai lossy compression. Cara kompresi lain yang dikenal adalah lossless compression.

  Jenis-Jenis Format File Audio:

Secara umum, ada 3 kelompok utama format file audio, yaitu :

Format file audio tanpa kompresi, seperti file WAV, AIFF, AU dan raw header-less PCM.
Format file audio dengan kompresi lossy, seperti MP3, Vorbis, Mousepack, AAC, TRIAC, dan lossy Windows Media Audio (WMA)
Format audio dengan kompresi lossless, seperti FLAC, Monkey’s Audio (filename extension APE), WavPack (filename extension WV), Shorten, Tom’s lossless audio compressor (TAK), TTA, ATRAC Advanced Lossless, Apple Lossless, MPEG-4 SLS, MPEG-4 ALS, MPEG-4 DST, Windows Media Audio Lossless (WMA Lossless).
Dari format-format tersebut, terbagi menjadi 3 bagian, yaitu format yang free dan open (seperti wav, ogg, mpc, flac, aiff, raw, au, dan midi), free (gsm, dct, vox, aac, mp4, dan mmf), serta propeietary (mp3, wma, atrac, ra, ram, dss, msv, dvf, m4p, 3gp, amr, dan awb).




A. Format CD

Ekstensi : cda

File dengan ekstensi .cda merupakan representasi dari track CD-audio. File dengan format .cda dapat langsung dijalankan melalui CD-ROM, sementara filenya sendiri tidak mempunyai informasi kode modulasi apapun sehingga jika dikopi ke dalam harddisk, file tersebut menjadi tidak dapat di-play. Pada November 1984, dua tahun setelah CD diproduksi secara missal, Sony mengeluarkan Discman sebagai media pemutar portable. Agar dapat mengambil/mengkopi file audio dari CD-Audio, dibutuhkan software khusus atau ripping untuk mengubah dari format .cda menjadi format lain yang dapat disimpan di computer.

B. Format Advanced Audio Coding (AAC)

Ekstensi : .m4a, .m4b, .m4p, .m4v, .m4r, .3gp, .mp4, .aac

AAC merupaka format audio menggunakan lossy compression (data hasil kompresi tidak bisa dikembalikan lagi ke data sebelum dikompres secara sempurna, karena ada data yang hilang).

Cara kerja AAC :
  • Bagian-bagian sinyal yang tidak relevan dibuang
  • Menghilangkan bagian-bagian sinyal yang redundan
  • Dilakukan proses MDCT (Modified Discret Cosine Transform) berdasarkan tingkat kompleksitas sinyal
  • Adanya penambahan Internal Error Connection
  • Kemudian sinyal disimpan atau dipancarkan
Saat ini, AAC merupakan standar format untuk telepon selular seperti Apple’s iPhone, Sony Ericsson, N-series, dan model S40 dari Nokia, serta telepon sel berbasis Android. Juga perangkat portable seperti iPod, iTunes, Sony Playstation Portable, generasi terbaru dari Walkman Sony, semua jenis telepon Nintendo’s Wii, Nintendo DSi, mendukung format AAC. Kepopuleran format ini dikarenakan audio codec-nya yang menyempurnakan MP3, seperti pada jangkauan sample rate yang lebih banyak (8 Hz-96 kHz), memiliki 48 channerl, dan suara yang lebih bagus untuk bit yang lebih rendah (di bawah 16 Hz).

Portable player untuk format file AAC adalah Archos, Creative Zen Portable, Microsoft Zune, SanDisk Sansa, Sony Playstation Portable (PSP), Sony Walkman, Nintendo DSi, dan Cowon.

C. Format Waveform Audio (WAV)

Ekstensi : .wav atau .wv

WAV merupakan format file audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM sebagai standar untuk menyimpan file audio pada PC, dengan menggunakan coding PCM (Pulse Code Modulation). Tidak seperti AAV, file WAV adalah file audio yang tidak terkompres sehingga seluruh sampel audio disimpan semuanya di media penyimpanan dalam bentuk digital. Karena ukurannya yang besar, file WAV jarang digunakan sebagai file audio di Internet.

D. Format Audio Interchange File Format (AIFF)

Ekstensi : .aiff, .aif, .aifc


File AIFF merupakan format file audio standar yang digunakan untuk menyimpan data suara untuk PC dan perangkat audio elektronik lainnya, yang dikembangkan oleh Apple pada tahun 1988. Standar dari file AIFF adalah uncomressed code pulse-modulation (PCM), namun juga ada varian terkompresi yang dikenal sebagai AIFF AIFF-C atau aifc, dengan berbagai kompresi codec.

E. Format MPEG Audio Layer 3 (MP3)


Ekstensi : .mp3

Pada awalnya, format MP3 ini dikembangkan oleh seorang Jerman bernama Karlheinz Brandenburg, memakai pengodean Pulse Code Modulation (PCM). Prinsip yang dipergunakan oleh MP3 adalah mengurangi jumlah bit yang diperlukan dengan menggunakan model psychoacoustic untuk menghilangkan komponen-komponen suara yang tidak terdengar oleh manusia – sehingga adapat digolongkan file audio dengan kompresi lossy.

Pada tahun 1991, file MP3 distandarisasi dan tahun 1994 hingga akhir tahun 2000, popularitas dari MP3 semakin meningkat dengan semakin mudahnya akses Internet. Munculnya software untuk menjalankan file MP3 seperti Winamp di tahun 1997 yang dikembangkan oleh Nullsoft, dan player console untuk Linux, mp123, juga membuat file MP3 semakin digemari.

Beberapa batasan dari file MP3 ini adalah :
  • Bit rate terbatas, maksimum 320 kbit/s (beberapa encoder dapat menghasilkan bit rate yang lebih tinggi, tetapi sangat sedikit dukungan untuk mp3-mp3 tersebut yang memiliki bit rate tinggi).
  • Resolusi waktu yang digunakan mp3 dapat menjadi terlalu rendah untuk sinyal-sinyal suara yang sangat transient, sehingga dapat menyebabkan noise.
  • Resolusi frekuensi terbatasi oleh ukuran window yang panjang kecil, mengurangi efisiensi coding.
  • Tidak ada scale factor band untuk frekuensi di atas 15,5 atau 15,8 kHz.
  • Mode jointstereo dilakukan pada basis per frame.
  • Delay bagi encoder/decoder tidak didefinisikan, sehingga tidak ada dorongan untuk gapless playback (pemutaran audio tanpa gap). Tetapi, beberapa encoder seperti LAME, dapat menambahkan metadata tambahan yang memberikan informasi kepada MP3 player untuk mengatasi hal ini.
F. Format MIDI

Ekstensi : .mid


Merupakan standar yang dibuat oleh perusahaan alat-alat music elektronik berupa serangkaian spesifikasi agar berbagai instrument dapat berkomunikasi.
Dengan menggunakan format MIDI, perangkat elektronik seperti keyboard dan computer dapat melakukan sinkronisasi satu sama lain.
Interface MIDI terdiri dari 2 komponen yaitu :
  • Perangkat keras, merupakan hardware yang terhubung dengan peralatan (keyboar/computer)
  • Data format yang mengandung pengkodean informasi (spesifikasi instrument, awal/akhir nada, frekuensi dan volume suara).
G. Format Monkey’s Audio

Ekstensi : .ape, .api

Merupakan format file audio dengan kompresi lossless sehingga tidak mengurangi kualitas suara. Umumnya, sebuah file audio dengan format Monkey’s Audio mempunyai ukuran lebih besar 3-5 kali dibandingkan dengan format MP3 (pada bitrate 192 Kb/s). Secara resmi, Monkey Audio hanya mendukung platform Windows, seperti yang ditulis di website resminya. Pada masa-masa mendatang, Monkey Audio akan mendukung untuk platform Linux dan Mac OS. Player yang dapat digunakan untuk menjalankan file format ini adalah Monkey’s Audio.

Jumat, 06 Agustus 2010

CINTA

CINTA adalah sebuah anugrah yang sangat indah....
semua orang pazti mengalami yang namanya CINTA....
kadang kita merasa kecewa,sedih,kesal.benci,marah,bahagia,senang....
tapi itulah yang dirasakan saat kita merasakan CINTA....
ku ingin selalu dekat dengan CINTA....

Senin, 01 Februari 2010

KOMPETENSI DASAR KEJURUSAN MULTIMEDIA

DAFTAR KOMPETENSI KEJURUAN (DKK) DAN KOMPETENSI KEJURUAN (KK)SMK NEGERI 1 CILACAP

BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASIPROGRAM
STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKAKOMPETENSI KEAHLIAN : MULTI MEDIA
A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN (DKK):
1. Merakit personal computer(P.Bambang Irawan)
1.1 Merencanakan kebutuhan dan spesifikasi1.
1.2 Melakukan instalasi komponen PC.
1.3 Melakukan keselamatan kerja dalam merakit komputer
1.4 Mengatur komponen PC menggunakan software (melalui setup BIOS dan aktifasi komponen sistem operasi).
1.5 Menyambung periferal menggunakan Software.
1.6 Memeriksa hasil perakitan PC dan pemasangan periferal.

2. Melakukan instalasi sistem operasi dasar(P.Bambang Irawan)
2.1 Menjelaskan langkah instalasi sistem operasi.
2.2 Melaksanakan instalasi software sesuai Installation Manual.
2.3 Mengecek hasil instalasi menggunakan software (sampling).
2.4 Melakukan troubleshooting.

3. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)(P.Bambang Irawan)
3.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
3.2 Melaksanakan prosedur K3.
3.3 Menerapkan konsep lingkungan hidup.
3.4 Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan.


3. KOMPETENSI KEJURUAN (DKK) MULTIMEDIA (072):
1. Memahami etimologi multimedia(P.Untung Supriyono)
1.1 Mendeskripsikan tentang multimedia
1.2 Menjelaskan multimedia content production
1.3 Menjelaskan multimedia communication.

2. Memahami alir proses produksi produk multimedia(P.Untung Supriyono)
2.1 Menjelaskan proses pre production multimedia.
2.2 Menjelaskan proses production multimedia.
2.3 Menjelaskan proses post production multimedia.

3. Merawat peralatan multimedia(P.Bambang Irawan)
3.1 Menjelaskan langkah-langkah perawatan peralatan multimedia.
3.2 Melakukan perawatan peralatan multimedia.
3.3 Membuat kartu perawatan peralatan multimedia.

4. Mengelola isi halaman web(B.Ari Triyanti)
4.1 Memeriksa informasi untuk relevansi dan currency.
4.2 Memeriksa links dan navigasi.
4.3 Mengedit informasi sesuai kebutuhan.
4.4 Menguji dan memastikan perubahan perubahan.

5. Menerapkan teknik pengambilan gambar produksi(P.Yuliatmoko)
5.1 Menjelaskan prosedur pengoperasian kamera video.
5.2 Mengoperasikan kamera video.
5.3 Mengisi dan merawat battery selama pengambilan gambar.
5.4 Mengoperasikan kamera.
5.5 Menata kabel-kabel kamera
5.6 Mengoperasikan clapper board.

6. Menerapkan prinsip-prinsip seni grafis dalam desain komunikasi visual untuk multimedia(P.Untung Supriyono)
6.1 Menjelaskan kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana).
6.2 Membuat sketsa.
6.3 Menggambar perspektif.
6.4 Menggambar objek.
6.5 Menggambar ilustrasi.

7. Menguasai cara menggambar kunci untuk animasi(P.Sulistyono)
7.1 Menjelaskan syarat animasi.
7.2 Membuat gambar kunci.
7.3 Mengatur dan melengkapi gambar kunci.

8. Menguasai cara menggambar clean-up dan sisip(P.Sulistyono)
8.1 Mendeskripsikan gambar yang asli.
8.2 Membuat gambar-gambar asli.
8.3 Mendeskripsikan gambar tiga dimensi.
8.4 Membuat gambar tiga dimensi.

9. Menguasai dasar animasi stop-motion (bidang datar)(P.Sulistyono)
9.1 Mendeskripsikan syarat-syarat animasi.
9.2 Membuat model warna dan tempat warna.

10. Menggabungkan teks kedalam sajian multimedia(P.Yuliatmoko)
10.1 Menggunakan software teks multimedia.
10.2 Mendesain teks multimedia.

11. Menggabungkan gambar 2D kedalam sajian multimedia(P.Yuliatmoko)
11.1 Mengedit gambar digital.
11.2 Menggunakan software grafik multimedia 2D.
11.3 Menciptakan design grafik Multimedia 2D.
11.4 Menampilkan karya seni digital 2D.

12. Menggabungkan fotografi digital kedalam sajian multimedia (P.Yuliatmoko)
12.1 Menggunakan kamera digital.
12.2 Menggabungkan foto digital kedalam rangkaian Multimedia.
12.3 Menciptakan susunan karya seni foto digital dan grafik 2D.

13. Menggabungkan audio ke dalam sajian multimedia
13.1 Menjabarkan format audio digital.
13.2 Menggunakan software audio digital.
13.3 Merancang audio digital.
13.4 Membangun track audio digital.

14. Membuat story board aplikasi multimedia(P.Yuliatmoko)
14.1 Mengidentifikasi kebutuhan.
14.2 Merencanakan alur isi story board.
14.3 Medeskripsikan proses pelaksanaan dalam story board.

5. Memahami cara penggunaan peralatan tata cahaya
15.1 Menjelaskan dasar tata cahaya.
15.2 Menjelaskan efek cahaya.
15.3 Menyiapkan operasi lighting.

16. Menerapkan efek khusus pada objek produksi
16.1 Mengidentifikasikan materi penunjang efek khusus.
16.2 Menginstallasi software efek khusus.
16.3 Membuat efek khusus pada obyek.

17. Menyusun proposal penawaran(P.Bambang Irawan)
17.1 Menganalisa syarat-syarat proyek.
17.2 Mengidentifikasi keterampilan yang sesuai dengan persyaratan laporan.
17.3 Membuat rancangan biaya biaya dan sumber sumber yang ada.
17.4 Membuat proposal.
17.5 Membuat pengajuan permohonan tender.

Senin, 25 Januari 2010

kamera JVC GR-D870

Bagaimana cara mengoprasikan kamera JVC GR-D870 jelaskan :
1.Menu apa saja yang terdapat dalam kamera tersebut?
• 1/6 inchi 800k pixel LCD
• 35x optikal zoom/800x digital zoom
• 2,7 inchi Wide Clear LCD Monitor
• DV in/out
• Memory card Slot for SD/MMC
• Remote control provided
• Konita Monita Lens
• Digital Still Fuction
• Dual reording capability
• Auto LCD back Light Control
• 3 Dimension Noise Reduction( 3 DNR )
• New on screen display
• Stick Control
• Data Battery
• Auto Illumi Light
• Power Linked Operation
• Data Button
2.Bagaimana langkah membersihkan head camera?
• Cleaning tape digunakan dengan durasi tidak lebih dari 10 detik dalam posisi record,jangan menggunakan cleaning tape untuk waktu lebih dari 10 detik,karena akan memperpendek usia head drum.
• Cleaning tape yang anda miliki tanpaknya tidak memerlukan cairan (semprot),untuk DV Camcorder ,cara membersihkan head drum yang disemprot dihindari karena dapat merusak
• Head camera
3.Berapa Zoom yang ada pada camera JVC GR-D870?
• 35x optical/800x digital Zoom
4.Ada berapa Konector yang bisa terhubung dengan tersebut ?
• AV input/output
• USB mass strong class
5.Bagaimana langkah memasukan kaset mini DV yang benar?
• Tekan dan dorong tombol tempat kaset
• Kemudian buka
• Tunggu hingga bagian bagian tempat kabel kaset di letakan terbuka dan muncul
• Letakan mini DV kedalam tempat kaset (jangan sampe terbalik)
• Tekan Bagian dalam tempat kaset
• Tunggu hingga turun kebawah
• Dan tutup tempat kaset

Jumat, 27 November 2009






My Favorite MySpace 2.0 Layouts
MySpaceLayouts


Senin, 23 November 2009

Selasa, 06 Oktober 2009

kamera digital

Bagi seorang pemula menggunakan kamera analog sering menemukan kendala baik dalam proses pemotretan maupun dari kualitas foto yang dihasilkan. Misalnya : gambar yang kurang sempurna, kesulitan dalam menentukan fokus suatu objek, serta gambar objek yang tak langsung terlihat seperti hasil foto yang sebenarnya. Belum lagi proses pencetakan yang memerlukan ruang gelap dan hasil foto yang tidak bisa diperbaiki/diedit.

Sedangkan apabila anda memotret dengan menggunakan Kamera Digital, anda akan dimudahkan. Dengan menggunakan fasilitas yang ada, Anda dapat menggunakannya dengan mudah, walau anda bukan seorang fotografer profesional. Materi ini akan memperkenalkan kepada anda tentang konsep Kamera Digital, bagian-bagian dan teknik pengoperasiannya.

1. Pengertian Kamera Digital


Dilihat dari proses dan hasil perekaman gambar pada Kamera Digital dapat didefenisikan bahwa Kamera Digital merupakan perangkat perekam gambar yang menyimpan data gambar dalam format digital. Kamera Digital termasuk produk teknologi digital (perangkat digitizer) dengan kemampuan mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan mengubahnya ke bentuk mode digital elektronis.


Cara kerja Kamera Digital hampir sama dengan Kamera Analog. Perbedaan yang mendasar dapat dilihat dari tabel berikut :
2. Media Penyimpanan Foto

Kamera analog (kamera biasa) menggunakan lensa untuk mentransfer hasil foto ke dalam negative film dari cahaya yang ditangkap. Negative film ini merupakan media penyimpannya, dan sangat sensitif terhadap cahaya.






Pada kamera digital perekam gambar menggunakan sensor CCD (Charge Coupled Device) atau CMOS (Complemetary Metal Oxidane Silicon) yang kemudian hasilnya direkam dalam format digital ke dalam media penyimpanan digital semacam Compact Flash, Secure Digital, Memory Stick, dsb. Karena hasil disimpan dalam format digital akan memudahkan untuk ditransfer ke pengolah foto digital semacam komputer, untuk keperluan editing berupa perubahan pada warna, ketajaman, kecerahan dan latar belakang objek.


3. Megapixel Kamera Digital

Kamera digital saat ini sudah memiliki sensor penangkap gambar CCD lebih dari jutaan pixel. Semakin banyak pixel yang bisa ditangkap akan semakin detail dan semakin halus gambar yang dihasilkan. Misalnya : untuk memotret gambar ukuran pos card , Anda cukup membeli kamera digital dengan kapasitas sensor 1 Mega pixel. Kamera dengan kapasitas sensor 1 Mega Pixel ini juga masih mencukupi untuk keperluan gambar di website. Akan tetapi untuk keperluan gambar yang jauh lebih detail maka diperlukan kamera dengan kapasitas sensor 2 Mega Pixel atau lebih. Bagi fotografer profesional kini sudah tersedia kamera berkapasitas 5-10 Mega pixel.

Yang perlu diingat adalah semakin banyak sel-sel sensitif foto yang ditampung dalam chip CCD semakin banyak gangguan-gangguan elektronik yang dihasilkan. Hanya pembuat sirkit elektronik yang cerdik dan canggih yang mampu menangani persoalan ini. Dan sekarang ini memang menjadi persoalan serius, karena belum terlihat siapa penghasil chip CCD terbaik saat ini.

4. Perbedaan CCD dan CMOS


CCD

CMOS

Saat ini banyak kamera digital murah yang menggunakan sensor CMOS dari pada CCD. Apa kelebihan dan kekurangan CMOS dibanding CCD ? CMOS memiliki keunggulan dimana ongkos produksi murah sehingga harga kamera lebih terjangkau. Sedangkan CCD memiliki keunggulan dimana sensor lebih peka terhadap cahaya sehingga pada kondisi redup (sore/malam) tanpa bantuan lampu blitz / Flash masih bisa menangkap objek dengan baik, sedangkan pada CMOS hasil perekaman objek sangat buram.